Strategi Media Sosial untuk Praktisi Humas
Sebelum internet berkembang pesat seperti saat ini, kegiatan kehumasan sangat bergantung pada media konvensional seperti koran, majalah, radio, dan televisi. Kini kegiatan kehumasan bertransformasi ke media digital seperti website dan media sosial.
Para praktisi humas harus menyadari pentingnya memanfaat media sosial untuk berkomunikasi kepada khalayak. Media sosial dapat menjadi sarana membangun citra, membangun interaksi dengan masyarakat, mensosialisasikan inovasi dan capaian, serta sarana menghadapi krisis komunikasi.
Kompas Institute bersama Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi Kemendikbud-Ristek menggelar Bimbingan Teknik Kehumasan Vokasi Jurnalistik dan Media Sosial pada 10-13 April 2023. Agenda ini diikuti oleh jajaran staf humas dari berbagai lembaga yang berada di bawah Ditjen Pendidikan Vokasi.
Cecep Somantri, Koordinator Bidang Kerja Sama dan Humas, Sekretariat Ditjen Pendidikan Vokasi mengungkapkan humas menjadi ujung tombak Ditjen Pendidikan Vokasi dalam memperkenalkan politeknik, balai, maupun instansi lainnya kepada masyarakat luas. Tak hanya itu, para humas juga diharapkan menyebarluaskan inovasi, prestasi, program, maupun aktivitas lainnya dari instansi masing-masing. “Humas suatu lembaga pendidikan merupakan ujung tombak promosi sekaligus sosialisasi program pendidikan vokasi,” imbuhnya.
Strategi Meningkatkan Engagement di Media Sosial
Strategi dalam mengelola media sosial harus dibuat secara matang dan tepat. Mulai dari menentukan persona, membuat content plan, hingga desain visual dan copywriting.
Dalam pelatihan ini, Cecilia Gandes, Manajer Media Sosial Harian Kompas, mengungkapkan bahwa kita tidak bisa berbicara kepada semua orang. Maka perlu dirumuskan user persona yang tepat untuk memudahkan kita membuat pesan yang jelas. User persona adalah profil yang menggambarkan target audiens yang lebih detail. Untuk merumuskan user persona yang tepat, pengelola media sosial perlu melakukan riset audiens, pengidentifikasian masalah yang dihadapi, dan solusi yang bisa kita berikan.
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu dipastikan sebelum kita menentukan konten yang akan disampaikan kepada audiens. Beberapa hal tersebut antara lain tujuan keberadaan brand kita, target audiens, membuat editorial plan, dan benchmark kepada akun-akun terkait.
Menyusun Konten Media Sosial
Konten yang tersebar di jejaring sosial tentunya sangatlah banyak. Agar lebih menarik dan beda dari yang lain, pengelola media sosial harus membuat konten yang segar dan kreatif untuk bisa menonjol di antara pesaing-pesaingnya.
Agar konten instansi atau lembaga lebih menarik, Gandes, memberikan tips, antara lain: konten yang beragam, pilih hari yang relevan saat memposting, memantau tren saat ini, dan membuat sapaan untuk audiens.
Di akhir sesi, Gandes juga menekankan pentingnya copywriting yang bercerita. Cerita menjadi cara efektif untuk menyampaikan informasi dan nilai penting dari suatu instansi pada masyarakat luas.
Menulis dengan cara bercerita bisa dimulai dengan mengenali diri dan orang yang diajak bercerita. Lalu merasakan hal terdekat, rasakan dalam panca indra. Terakhir, tentukan tujuan dan buat perencanaan tulisan.
—
Kompas Institute adalah lembaga pelatihan dan pendidikan di bawah naungan Harian Kompas, berdiri pada 17 Mei 2018. Hingga saat ini Kompas Institute telah menyelenggarakan pelbagai pelatihan dalam lingkup fotografi, integrated marketing communication, kehumasan, dan penulisan naratif. Informasi lebih lanjut dan pendaftaran kelas mendatang, bisa langsung mengunjungi situs institute.kompas.id dan untuk kerja sama in-house training dapat mengirimkan surel ke: [email protected].
Penulis: Khairul Anwar
Dok Foto: Khairul Anwar